Rasa antusias saya dengan dunia online atau dunia internet bisa diibaratkan seperti ahli perbintangan yang menemukan rasi bintang baru. Begitu menakjubkan dan penuh petualangan. Apalagi saya mengenal dekat internet di saat masih kelas 2 SMA. Di satu masa remaja dimana masih sangat penuh rasa ingin tahu tingkat tinggi. Ditambah lagi dengan sifat saya yang memang sok tahu dan selalu berusaha menjadi orang pertama yang tahu berita. Kedatangan internet bagi saya jelas menjelma menjadi sebuah wilayah penuh letupan dan cipratan pengetahuan tanpa batas. Saat itu saya sudah mempunyai prediksi bahwa dimasa depan internet akan menjadi satu hal yang sangat fenomenal bagi seluruh umat manusia! Itulah sebabnya saya harus menguasai internet! Harus! Harus!
Sebelumnya saat saya masih di SMP pernah mendengar istilah internet dari kakak laki-laki saya. Dia bilang bahwa dengan internet kita bisa mencari informasi apa saja, terutama tentang grup-grup musik luar negri (kebetulan kakak saya penggemar The Cure). Saya hanya terbengong-bengong. Masa sih? Ah, saya rasa kakak saya itu sedang tidak waras. Ya, sampai satu waktu tagihan telepon rumah pun meroket karena ulah kakak laki-laki saya bereksperimen dengan yang namanya “internet”. Orangtua saya pun langsung mengeluarkan ultimatum “KATAKAN TIDAK UNTUK INTERNET! MUAHAL TAU!!!”.
Go Internasional Lewat Chatting
Teman sekelas saya kebetulan sudah ada yang lebih dulu terjun ke dunia internet. Jadi saya tidak usah susah-susah mencari guru pembimbing untuk mengajari saya berselancar di dunia baru ini. Teman saya ini boleh dibilang termasuk berhasil memprovokasi saya untuk berinternet ria karena teman sekelas saya lainnya tidak begitu tertarik dengan kedatangan internet.
Teman saya yang sudah aktif lebih dulu ini banyak bercerita bahwa di internet dia bertemu banyak orang-orang asing dari luar negri mulai dari Eropa, Amerika sampai Australia. Wow, rupanya hanya dengan terhubung dengan internet bisa bertemu bermacam-macam orang dari luar negri pikirku. Keren! Langsung dengan semangat 45 saya pun memberanikan diri untuk tercebur di MIRC salah satu penyedia layanan chatting/ngobrol internasional. Menurut saya chatting di MIRC cukup menyenangkan karena selain bisa bertemu orang dari negara lain dan mengenal kebiasaan mereka, saya juga bisa sambil les bahasa Inggris gratis ha..ha..ha.
Pengalaman paling membekas adalah saat chatting dengan orang dari Cina melalui salah satu website pertemanan online. Si teman dari Cina ini mendadak judes ketika tahu saya berasal dari Indonesia. Mau tahu penyebabnya? Karena menurutnya orang Indonesia sangat tidak berperikemanusiaan karena telah menjarah harta benda orang-orang etnis Cina dan juga tega membunuh orang-orang etnis Cina saat terjadi kerusuhan tahun 1998 lalu. Saya sendiri terkaget-kaget karena tidak menyadari bahwa berita kerusuhan tahun 1998 telah menyebar begitu luas dan mempengaruhi pandangan orang luar terutama orang yang berasal dari negara Cina. Saya pun menjelaskan padanya bahwa kerusuhan tahun 1998 telah ditunggangi oleh oknum-oknum yang ingin menghancurkan Indonesia. Orang-orang Indonesia tidak sekeji yang mereka pikirkan.
Selain itu juga ada kisah yang cukup menggelitik karena ternyata banyak orang luar negri yang tidak tahu Indonesia. Kok bisa ya pikir saya apakah mereka (orang luar) tidak pernah melihat peta? Pernah juga ada orang luar yang menganggap Bali itu sebuah negara. Weleh..weleh..benar-benar gawat. Tapi saya rasa ada hikmah dibalik ketidaktahuan mereka karena saya bisa belajar menjadi duta Indonesia dan memperkenalkan kepada mereka tentang Indonesia.
Serba Gratisan Di Internet
Nah ini dia yang menjadi salah satu alasan saya cinta banget dengan internet sampai detik ini. Pada awalnya saya cuma minta dikirimkan free copy/contoh gratis dari sebuah penerbit media terkenal Inggris, Guardian. Ternyata dalam beberapa bulan saya dikirimi berbagai jenis postcard, newsletter dan koran dari Guardian. Saya terharu karena saya pikir mereka pasti tidak akan mengirimkannya ke Indonesia. Tapi ternyata saya salah, kiriman dari Negara Inggris bisa juga masuk ke kota Bekasi Indonesia. Asyiknya lagi mereka mengirimkan free copy tidak hanya sekali tapi sampai sekitar lima kali di bulan berikut-berikutnya. Selain Guardian saya juga pernah meminta dikirimkan free copy majalah dari BBC namun BBC baru mengirimkan sekali. Walau begitu setidaknya koleksi media cetak berbahasa Inggris saya pun bertambah tanpa harus susah-susah datang ke Inggris sana.
Selain itu saya juga hobi sekali menjawab kuis yang disiarkan VOA (Voice of America) di televisi dan mengirimkan jawabannya via e-mail. Hasilnya, saya pernah mendapatkan perangko edisi khusus menyambut Idul Fitri yang baru diedarkan pertama kalinya di Amerika Serikat bertuliskan “Eid Mubarak”. Well,Masih banyak lagi kisah serba gratisan yang saya dapatkan dari internet.
Dan pada akhirnya tinggal pintar-pintar kita saja memaksimalkan keberadaan internet dan memilih mana yang bermanfaat bagi kemajuan Indonesia. So don’t worry , let’s go online!!!
Sebelumnya saat saya masih di SMP pernah mendengar istilah internet dari kakak laki-laki saya. Dia bilang bahwa dengan internet kita bisa mencari informasi apa saja, terutama tentang grup-grup musik luar negri (kebetulan kakak saya penggemar The Cure). Saya hanya terbengong-bengong. Masa sih? Ah, saya rasa kakak saya itu sedang tidak waras. Ya, sampai satu waktu tagihan telepon rumah pun meroket karena ulah kakak laki-laki saya bereksperimen dengan yang namanya “internet”. Orangtua saya pun langsung mengeluarkan ultimatum “KATAKAN TIDAK UNTUK INTERNET! MUAHAL TAU!!!”.
Go Internasional Lewat Chatting
Teman sekelas saya kebetulan sudah ada yang lebih dulu terjun ke dunia internet. Jadi saya tidak usah susah-susah mencari guru pembimbing untuk mengajari saya berselancar di dunia baru ini. Teman saya ini boleh dibilang termasuk berhasil memprovokasi saya untuk berinternet ria karena teman sekelas saya lainnya tidak begitu tertarik dengan kedatangan internet.
Teman saya yang sudah aktif lebih dulu ini banyak bercerita bahwa di internet dia bertemu banyak orang-orang asing dari luar negri mulai dari Eropa, Amerika sampai Australia. Wow, rupanya hanya dengan terhubung dengan internet bisa bertemu bermacam-macam orang dari luar negri pikirku. Keren! Langsung dengan semangat 45 saya pun memberanikan diri untuk tercebur di MIRC salah satu penyedia layanan chatting/ngobrol internasional. Menurut saya chatting di MIRC cukup menyenangkan karena selain bisa bertemu orang dari negara lain dan mengenal kebiasaan mereka, saya juga bisa sambil les bahasa Inggris gratis ha..ha..ha.
Pengalaman paling membekas adalah saat chatting dengan orang dari Cina melalui salah satu website pertemanan online. Si teman dari Cina ini mendadak judes ketika tahu saya berasal dari Indonesia. Mau tahu penyebabnya? Karena menurutnya orang Indonesia sangat tidak berperikemanusiaan karena telah menjarah harta benda orang-orang etnis Cina dan juga tega membunuh orang-orang etnis Cina saat terjadi kerusuhan tahun 1998 lalu. Saya sendiri terkaget-kaget karena tidak menyadari bahwa berita kerusuhan tahun 1998 telah menyebar begitu luas dan mempengaruhi pandangan orang luar terutama orang yang berasal dari negara Cina. Saya pun menjelaskan padanya bahwa kerusuhan tahun 1998 telah ditunggangi oleh oknum-oknum yang ingin menghancurkan Indonesia. Orang-orang Indonesia tidak sekeji yang mereka pikirkan.
Selain itu juga ada kisah yang cukup menggelitik karena ternyata banyak orang luar negri yang tidak tahu Indonesia. Kok bisa ya pikir saya apakah mereka (orang luar) tidak pernah melihat peta? Pernah juga ada orang luar yang menganggap Bali itu sebuah negara. Weleh..weleh..benar-benar gawat. Tapi saya rasa ada hikmah dibalik ketidaktahuan mereka karena saya bisa belajar menjadi duta Indonesia dan memperkenalkan kepada mereka tentang Indonesia.
Serba Gratisan Di Internet
Nah ini dia yang menjadi salah satu alasan saya cinta banget dengan internet sampai detik ini. Pada awalnya saya cuma minta dikirimkan free copy/contoh gratis dari sebuah penerbit media terkenal Inggris, Guardian. Ternyata dalam beberapa bulan saya dikirimi berbagai jenis postcard, newsletter dan koran dari Guardian. Saya terharu karena saya pikir mereka pasti tidak akan mengirimkannya ke Indonesia. Tapi ternyata saya salah, kiriman dari Negara Inggris bisa juga masuk ke kota Bekasi Indonesia. Asyiknya lagi mereka mengirimkan free copy tidak hanya sekali tapi sampai sekitar lima kali di bulan berikut-berikutnya. Selain Guardian saya juga pernah meminta dikirimkan free copy majalah dari BBC namun BBC baru mengirimkan sekali. Walau begitu setidaknya koleksi media cetak berbahasa Inggris saya pun bertambah tanpa harus susah-susah datang ke Inggris sana.
Selain itu saya juga hobi sekali menjawab kuis yang disiarkan VOA (Voice of America) di televisi dan mengirimkan jawabannya via e-mail. Hasilnya, saya pernah mendapatkan perangko edisi khusus menyambut Idul Fitri yang baru diedarkan pertama kalinya di Amerika Serikat bertuliskan “Eid Mubarak”. Well,Masih banyak lagi kisah serba gratisan yang saya dapatkan dari internet.
Dan pada akhirnya tinggal pintar-pintar kita saja memaksimalkan keberadaan internet dan memilih mana yang bermanfaat bagi kemajuan Indonesia. So don’t worry , let’s go online!!!
No comments:
Post a Comment