Lucu rasanya ketika saya meneriakkan kalimat “Ok. Game Time!”, wajah anak-anak mendadak sumringah dan mereka spontan jejingkrakan. “Horeee!!! Horee! Iya Miss ! Kita main games! Games!!”.
Bagi anak-anak kalau mendengar kata “Games” itu berarti tandanya
berhenti belajar. Sudah tiba waktunya bagi mereka bermain dan
bersenang-senang. Padahal tanpa mereka sadari didalam games itu tetap
ada unsur belajarnya juga.
Berdasarkan pendapat Bob Gregson seperti yang dikutip oleh Nur Fatimah di bukunya “Fun ELT” menyebutkan tiga manfaat games dalam belajar bahasa :
1. Kegiatan yang dilakukan dapat melatih kemampuan siswa untuk memecahkan masalah.
2. Games dapat mengasah imajinasi dan spontanitas.
3. Diantara pemain games terdapat atmosfer kerja sama, sosialisasi dan kolaborasi.
1. Kegiatan yang dilakukan dapat melatih kemampuan siswa untuk memecahkan masalah.
2. Games dapat mengasah imajinasi dan spontanitas.
3. Diantara pemain games terdapat atmosfer kerja sama, sosialisasi dan kolaborasi.
Jelas sekali bahwa games memberikan efek positif yang mendukung suasana
belajar menjadi kondusif dan menyenangkan. Tambahan dari saya, games
juga membantu mengalihkan anak-anak dari ajang mengobrol dan bercanda di
dalam kelas.
Namun, sebelum guru mengadakan games perlu memperhatikan faktor-faktor
berikut ini agar tujuan pembelajaran tetap tercapai dan kegiatan
belajar tetap kondusif:
1. Tujuan Games harus jelas
Jika games bertujuan meningkatkan kemampuan Reading maka fokuskan pada hal tersebut atau bisa juga games untuk menguatkan pemahaman anak akan materi pelajaran yang sedang mereka pelajari.
Jika games bertujuan meningkatkan kemampuan Reading maka fokuskan pada hal tersebut atau bisa juga games untuk menguatkan pemahaman anak akan materi pelajaran yang sedang mereka pelajari.
2. Games harus terencana dengan baik.
Games harus direncanakan dengan baik. Mulai dari aturan permainannya, lama waktu bermain dan juga alat bantu yang akan dipakai pun harus dipersiapkan dengan baik. Tidak lupa menyiapkan rencana B atau C jika rencana awal tidak berjalan mulus. Perencanaan games yang buruk dapat menyebabkan kegaduhan dan kelas menjadi tak terkendali.
Games harus direncanakan dengan baik. Mulai dari aturan permainannya, lama waktu bermain dan juga alat bantu yang akan dipakai pun harus dipersiapkan dengan baik. Tidak lupa menyiapkan rencana B atau C jika rencana awal tidak berjalan mulus. Perencanaan games yang buruk dapat menyebabkan kegaduhan dan kelas menjadi tak terkendali.
3. Guru perlu memberi instruksi sejelas-jelasnya.
Guru harus menjelaskan peraturan permainan dgn bahasa yang mudah dipahami anak-anak. Ini supaya anak-anak tidak kebingungan pada saat bermain nanti.
Guru harus menjelaskan peraturan permainan dgn bahasa yang mudah dipahami anak-anak. Ini supaya anak-anak tidak kebingungan pada saat bermain nanti.
4. Guru perlu bersikap adil
Guru harus mencari cara agar games tetap berlangsung adil sehingga tidak ada anak yang merasa dicurangi oleh temannya. Anak-anak juga harus bisa belajar menerima kekalahan.
Guru harus mencari cara agar games tetap berlangsung adil sehingga tidak ada anak yang merasa dicurangi oleh temannya. Anak-anak juga harus bisa belajar menerima kekalahan.
Berikut ini games yang pernah saya coba praktekkan di dalam kelas bahasa Inggris:
1. Mime Games
Saya pernah menggunakan mime games untuk belajar Verb+ing, yaitu dengan menunjuk salah satu siswa untuk berpantomin melakukan pekerjaan seperti "swimming,dancing,jumping,etc" di depan kelas. Sedangkan teman-temannya yang lainnya berusaha menebak kegiatan yang dilakukannya. Sebelumnya diawali dengan guru bertanya "What is she/he doing?"
Saya pernah menggunakan mime games untuk belajar Verb+ing, yaitu dengan menunjuk salah satu siswa untuk berpantomin melakukan pekerjaan seperti "swimming,dancing,jumping,etc" di depan kelas. Sedangkan teman-temannya yang lainnya berusaha menebak kegiatan yang dilakukannya. Sebelumnya diawali dengan guru bertanya "What is she/he doing?"
2. Guess Picture
Permainan ini biasanya saya pakai untuk belajar Vocabulary. Contohnya untuk level anak-anak TK/SD menebak gambar yang digambar temannya ( dgn beragam tema: buah-buahan, hewan, atau benda-benda di sekitar sekolah).
Permainan ini biasanya saya pakai untuk belajar Vocabulary. Contohnya untuk level anak-anak TK/SD menebak gambar yang digambar temannya ( dgn beragam tema: buah-buahan, hewan, atau benda-benda di sekitar sekolah).
3. TPR Games
TPR kepanjangan dari Total Physical Response. Di permainan ini siswa harus merespon perintah yang diucapkan guru/temannya. Contohnya pada saat mengajarkan “Imperatives” dengan kalimat-kalimat perintah seperti “Stand Up! " maka anak-anak akan berdiri.
TPR kepanjangan dari Total Physical Response. Di permainan ini siswa harus merespon perintah yang diucapkan guru/temannya. Contohnya pada saat mengajarkan “Imperatives” dengan kalimat-kalimat perintah seperti “Stand Up! " maka anak-anak akan berdiri.
4. Hangman
Anak-anak harus menebak kosakata namun huruf demi huruf. Topik untuk kosakata beragam dari mulai nama sayur-sayuran, judul lagu sampai judul film juga bisa. Syaratnya mereka harus mengucapkan tiap huruf dengan spelling bahasa Inggris yang benar. Penentu waktunya adalah “Hangman” atau orang digantung. Seperti contoh berikut:
Anak-anak harus menebak kosakata namun huruf demi huruf. Topik untuk kosakata beragam dari mulai nama sayur-sayuran, judul lagu sampai judul film juga bisa. Syaratnya mereka harus mengucapkan tiap huruf dengan spelling bahasa Inggris yang benar. Penentu waktunya adalah “Hangman” atau orang digantung. Seperti contoh berikut:
5. Quiz Contest
Formatnya seperti kuis cerdas cermat hanya saja pertanyaan dan jawabannya dalam bahasa Inggris.
No comments:
Post a Comment