Sunday 24 February 2019

Era Blogger Mendukung Pelestarian Hutan


Isu perubahan iklim/climate change sudah seringkali saya dengar beberapa tahun belakangan ini. Tapi saya belum sepenuhnya paham dampaknya bagi keberlangsungan hidup manusia.

Sayapun seringkali melihat seliweran berita tentang kerusakan hutan yg dilakukan manusia melalui media televisi ataupun sosial media.  Tapi saya bingung, tidak tahu harus berbuat apa untuk menunjukkan bahwa saya peduli pada kembalinya fungsi hutan sebagai paru-paru dunia.


Beruntunglah saya menjadi salah satu blogger yg mendapat kesempatan hadir di Talkshow Interaktif Forest Talk Wih Blogger : Menuju Pengelolaan Hutan Lestari” yg digagas oleh Yayasan Dr.Syahrir & The Climate Project Indonesia. Acara ini digelar dihari Sabtu, 9 Februari 2019 lalu di Almond Zuchini Jakarta Selatan. Ada sekitar 20 blogger asal jabodetabek yg hadir di acara ini. Sudah sejak dari awal acara teman-teman blogger sangat antusias menyimak  penjelasan dari empat narasumber utama. Keempat narasumber itu adalah Dr. Amanda Katili Niode-Manager Climate Reality Project Indonesia, Dr. Atiek Widayati-Tropenbos Indonesia, DR.Sri Maryati-Direktur Eksekutif Yayasan Belantara dan Ir.Murni Titi Resdiana,MBA, dr Kantor Utusan Khusus Presiden bidang Pengendalian Perubahan Iklim.

Sesekali para blogger merekam dan menjepret moment langka diskusi interaktif yg berlangsung dan mengunggahnya ke sosial media guna menyampaikan reportase acara ini. Dan tentunya juga karena ada lomba live tweet dan instagram dgn hadiah menarik dr pendukung acara.

Saya pribadi cuma sempat sekali mengunggah foto ke instagram karena saya ingin fokus menyimak yg disampaikan oleh narasumber. Jujur saya  benar-benar baru tersadar akan dampak jangka panjang perubahan iklim setelah menyimak paparan para narasumber. Sekaligus saya salut pada kontribusi pihak-pihak yg peduli pada pelestarian hutan dan  pemberdayaan masyarakat sekitar hutan. Sungguh saya sangat beruntung bisa bertemu mereka yg telah memberi saya inpirasi untuk turut serta mendukung pelestarian hutan.

Berikut ini sedikit rangkuman dari pemaparan empat narasumber utama :

1. Dr. Amanda Katili Niode, Manager Climate Reality Project Indonesia

Pemaparan dr ibu Amanda kurang lebih memberi pengetahuan tentang perubahan iklim & sejauh mana mempengaruhi keadaan di bumi. 
Perubahan iklim terjadi  karena kegiatan manusia seperti penambangan batu bara, transportasi lintas negara, industri peternakan, kebakaran hutan, dan penumpukan sampah dipembuangan sampah.
Dampak dari perubahan iklim adalah gagal panen, kelangkaan air, bencana alam, penyakit dan kekurangan bahan bakar. Dan saat ini dampak yg sangat terasa adalah cuaca ekstrem yg terjadi diseluruh dunia.

2. Dr. Atiek Widayati, Tropenbos Indonesia

 
Ibu Atiek memberi gambaran akan pengelolaan hutan & lanskap berkelanjutan hutan Indonesia. Selain itu juga isu seputar hutan dan bahaya yg dihadapi hutan Indonesia krn 'deforestasi' (kehilangan hutan akibat aktifitas manusia), degradasi hutan (perusakan atau penurunan kualitas hutan) & konversi hutan (hutan menjadi penggunaan non-hutan seperti untuk pertanian & perkebunan). 

Berdasarkan data yg ada, ‘Deforestasi’ di Indonesia pernah mencapai angka tertinggi direntang tahun  1996-2000. Dampaknya saat ini tentunya semakin berkurangnya luas hutan di Indonesia. Wah tidak terbayang nanti sekitar 10 atau 50 tahun lagi apakah anak-cucu kita masih bisa menikmati indahnya hutan dan manfaatnya sebagai sumber oksigen.

Maka menurut ibu Atiek perlu dukungan masyarakat umum yaitu dengan:
-Mendukung pelestarian hutan yg ada
-Mendukung hasil hutan bukan kayu
-Pemanfaatan jasa ekosistem hutan
-Mendukung ekonomi masyarakat tepi hutan
-Mendukung produksi / produk kayu berkelanjutan


3. DR.Sri Maryati, Direktur Eksekutif Yayasan Belantara

 

Yayasan belantara merupakan penyalur dana hibah yg bekerja untuk melindungi bentang alam Indonesia dgn mengembangkan program berkelanjutan di area konservasi , reforestasi dan pengembangan masyarakat berkelanjutan.

Ibu Cici,begitu panggilan akrab dr perwakilan Yayasan Belantara ini yg jg menjelaskan tentang program-program pelestarian hutan yg dilakukan Yayasan Belantara. Jadi dana hibah yg diterima Yayasan Belantara dialokasikan untuk mendukung implementasi kegiatan-kegiatan seperti:
-restorasi hutan dan lahan
-Proteksi hutan & lahan dari karhutla
-konservasi spesies langka
-penguatan institusi
-pemberdayaan dan peningkatan kapasitas masyarakat
Menariknya bu Cici menjelaskan jg tentang eco tourism seperti wisata hutan. Wah seru juga yaaa selain jalan-jalan kita bisa sekaligus mengenal lebih dekat hutan Indonesia dan kehidupan masyarakatnya.

4.  Ir.Murni Titi Resdiana,MBA, dari Kantor Utusan Khusus Presiden bidang Pengendalian Perubahan Iklim
 

Ibu Murni sebagai narasumber dari pemerintahan ini banyak menjelaskan tentang ekonomi kreatif yg bisa dihasilkan dari pohon tanpa merusak keseimbangan ekosistem hutan dan juga tidak merusak lingkungan.

Hasil-hasil kerajinan ecoproduct yg berasal dari pepohonan seperti rotan, lontar pun bisa memiliki daya jual tinggi. Selain itu serat alam Indonesia juga bisa diolah menjadi tenun, celup ikat maupun batik. Serat-serat alam seperti serat eucalyptus, serat daun nanas,serat bambu dan serat pelepah pisang ternyata bisa menjadi bahan dlm pembuatan pakaian di industri fashion. Tentunya dengan diberi sentuhan yg unik serta menarik sangat mungkin pembeli mancanegara tertarik membeli.

Ibu Murni juga membahas tentang pewarna alam. Penggunaan pewarna alam jelas lebih ramah lingkungan dibanding dengan pewarna buatan yg bisa merusak lingkungan. Pewarna alami ini bisa didapat dari hutan seperti Daun jati yg bisa menghasilkan warna merah, Kulit secang menghasilkan merah coklat, Indigofera menghasilkan warna biru, Akar mengkudu menghasilkan merah. 
Selain itu Ibu Murni juga membahas tentang ide eco fashion yang bertujuan mendukung penenun Indonesia.


Mini Exhibition (Produk Hutan Non Kayu, Produk Kreatif Limbah Kayu) & Icip-icip Kuliner Produk Hutan
Setelah mendapat pencerahan akan perubahan iklim, pelestarian hutan & ekonomi kreatif hasil hutan non kayu jg ada sedikit perkenalan dari pihak-pihak yang turut mendukung acara yaitu ibu Myra dari Rumah Rakuji, ibu Negla dari perwakilan CSR perusahaan kertas APP,Ibu Titi dari Javara, dan ibu Tantrie dr Almond Zuchini.



Nah, setelah acara talkshow selesai tibalah saat buat pecinta kuliner mencicipi makanan yg disajikan oleh Almond Zuchini dgn bahan-bahan makanan alami dr hutan seperti nasi kecombrang, ayam lempah kulat pelawan, ikan pepes berbalut daun pohpohan, sup telur puyuh campur jamur dan sate jamur. Sebelumnya juga ada demo memasak 'Ayam Panggang Madu Hutan' dari Chef Norman. Wah siapa yg tidak senang ya selain mendapat wawasan baru tentang pelestarian hutan dimanjakan pula lidah para blogger dengan sajian super lezat dari dapur Almond Zuchini. Alhamdulillah nikmatnyaaa. :D



Oiya tidak hanya sajian makanan super lezat yg membuat hati para blogger senang tapi juga karena disekitar area talkshow ada pameran produk dr alam Indonesia yaitu dari Rumah Rakuji, Javara & CSR APP.

 
Rumah Rakuji
Dari booth Rumah Rakuji kita bisa melihat kerajinan tenun dari berbagai daerah di Indonesia, seperti tenun Baduy ataupun Ulap Doyo khas Kalimantan. Rumah Rakuji mengusung konsep ecofriendly karena bahan yg dipakai untuk pembuatan produknya adalah berasal dari serat alami Indonesia & jg pewarna dr alam.





Komunitas Cipta Handycraft Innovation Product (Program CSR PT Indah Kiat Pulp & Paper)
 
Lalu Di booth Komunitas Cipta Handycraft Innovation Product ada ragam kerajinan kayu seperti frame foto, pajangan kayu yg dihasilkan dari limbah kayu. Perusahaan kertas ini memang berkomitmen menjalankan program zero deforestation dgn hanya mengambil 100% serat alami dr perkebunan yg dikelola berkelanjutan. Mereka jg berkomitmen menanam kembali bibit baru dr setiap pohon yg ditebang dan megolah limbah kayu yg ada menjadi produk yg bisa dimanfaatkan.




Javara Indonesia

Dan diruangan dalam ada yg sangat menarik perhatian saya yaitu booth Javara yg menampilkan produksi bahan makanan yg berasal dari alam Indonesia melalui proses alami. Saya melihat ragam bumbu, minyak, mie, gula aren, kopi, madu hutan dikemas dgn desain packaging produk yg sangat menarik mata. Kabarnya produk Javara telah diekspor kebanyak negara. Luar biasa kekuatan bahan makanan Indonesia yaa. Saya yakin berkat Javara petani Indonesia menjadi lebih sejahtera.








Poster 'Yuk Lindungi Bumi Kita'

Setelah mengingat kembali esensi perbincangan seru “Forest Talk Wih Blogger : Menuju Pengelolaan Hutan Lestari” sayapun terinspirasi membuat ilustrasi poster brikut ini.



Illustrasi  yg saya gambar ini merupakan upaya yg bisa kita lakukan sebagai masyaraka yg tinggal dikota , jauh dr kawasan hutan agar tetap bisa berpartisipasi menjaga bumi dari dampak perubahan iklim. So Bagaimana teman? Kamu siap ambil bagian untuk menjadikan kondisi Bumi dan Hutan Indonesia lebih baik? Pastinya donk ya~

2 comments:

  1. Banyak yang bisa kita lakukan untuk hutan kita. Hal ini lakukan dengan yang mudah seperti mengurangi sampah plastik dan memakai barang daur ulang

    ReplyDelete
    Replies
    1. Iya betul mpooo, yuk kurangi plastik. Thanks udah mampir yaaa~😉

      Delete